Jumat, 20 April 2012

Sindrom PMS


Hampir sebagian besar setiap wanita yg sedang menstruasi tdk jauh dari yg mengalami gangguan pada tubuhnya spt sakit pada bagian bawah perut, pinggang, pusing, tidak bergairah, tubuh berasa sakit pegal2 dll. Karena hal ini disebabkan adanya gangguan perubahan hormon estrogen dan hormon progesteron yang dihasilkan berlebihan pada saat sedang haid. Akibatnya Hati menerima kondisi tubuh menjadi sensitif, sangat peka, mudah tersinggung, padahal engga biasanya seperti it dan timbul emosi, tubuh kita tersugesti untuk menjadi emosi, padahal sebenarnya tidak ada apa2 sebelumnya.
Depresi Parah Pada bentuk yang sangat berat. Dalam hal ini, perubahan emosi yang terjadi mengarah pada depresi, perasaan tidak punya harapan, kemarahan, rasa cemas, turunnya kepercayaan diri, susah konsentrasi, gelisah, dan tegang

Tapi semua iitu adalah hal yang sangat wajar sebagai kodrat seorang wanita yang membedakan dari kodrat seorang lak-laki. Beruntunglah wanita yang mengalami haid, karena ada harapan besar bisa mempunyai anak. 


Menurut data dari The American College of Obstetricians and Gynecologists, hampir 70 persen wanita di seluruh dunia setiap bulannya mengalami PMS. Sekitar 14 persen dari wanita usia 20-35 tahun tidak seberuntung itu karena setiap kali PMS datang, mereka harus bed rest lantaran begitu hebatnya rasa sakit yang menyerang.

Kenapa rasa sakit PMS setiap wanita tidak selalu sama?

Menurut Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, PMS dibedakan menjadi empat tipe sesuai dengan tingkat keparahan dan kondisi hormonal dalam tubuh, yaitu PMS tipe A (60% wanita dunia), H (20%), C (10%), dan D (10%).

1. PMS Tipe A (anxiety)
Gejala: rasa cemas, sensitif, mudah tersinggung, saraf tegang, perasaan labil. Beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai saat mendapat menstruasi.

Sebaiknya: banyak konsumsi makanan berserat, jangan merokok dan batasi kandungan kafein yang berasal dari kopi, teh dan cokelat.

2. PMS Tipe C (craving)
Gejala: Pusing, berkeringat dingin, sering merasa lapar, edema (pembengkakan) pada perut kembung, nyeri pada buah dada, tangan dan kaki serta terjadi peningkatan  berat badan. Pembengkakan terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena asupan garam atau gula yang tinggi. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain.

Sebaiknya: mengurangi asupan garam, gula, serta konsumsi cairan.


3. PMS Tipe D (depression)
Gejala: merasa sedih, lupa, bingung, dan lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis (biasanya cokelat) dan karbohidrat sederhana (gula).

Sebaiknya: perbanyak konsumsi sayur-sayuran hijau, biji-bijian, gandum dan kacang-kacangan, serta makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat (minyak biji tumbuhan, minyak sayur).


4. PMS Tipe H (hyperhidration)
Gejala: penumpukan cairan tubuh, berat badan bertambah, payudara tegang dan terasa nyeri, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata.

Sebaiknya: meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe ini.

5.  PMS, yaitu tipe P (pain)
Gejalanya antara lain pegal-pegal, jerawat, rambut dan kulit berminyak berlebih, mual, muntah, dan lebih sensitif terhadap rasa nyeri.

Walaupun rasa sakitnya tidak akan hilang 100%, namun dengan mengubah beberapa kebiasaan, rasa sakit PMS bisa dikurangi sehingga Anda bisa tetap beraktivitas. Beberapa cara yang bisa dilakukan:
1. Hindari minuman berkafein
2. Tidur cukup (tidur selama 7-8 jam sehari dapat meminimalkan emosi menjelang haid)
3. Konsumsi unsur nutrisi yang tepat

4. Rutin olahraga.

Semoga bermanfaat. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar