Saya sendiri memang bukan penulis dan tidak pandai merangkai kata. Tapi saya coba tulis dari hasil perenungan/instropeksi yang ada di pikiran saya.
Dunia ini panggung sandiwara
Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura pura
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Peran yang kocak bikin kita terbahak bahak
Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwaraCerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura pura
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Peran yang kocak bikin kita terbahak bahak
Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara
Pernah denger lagu ini? Lagu karya Ian Antono dan Taufik Ismail itu dinyanyikan oleh ikon musik rock Indonesia Ahmad Albar. Kali ini saya tidak bahas isi lagu tersebut tapi yang saya bahas tentang kehidupan yang saya lihat, saya rasakan, yang saya jalani.. (suka-suka saya ya, ini kan blog saya hehe)
Ada juga yang bilang hidup ini sebuah rangkaian film. Bedanya kalau film, semua sudah di atur sedemikian rupa oleh seorang yang ahli dan dimana film itu ada pemain (aktor/aktris), sutradara, penulis skenario dll. Di film tersebut sebelumnya sudah di rangkai cerita yang menarik dari awal sampai akhir. Ada akhir yang memilukan, menyenangkan yang biasa kita sebut dengan istilah “Happy Ending”.
Jika kita tonton film tersebut, lalu sipenonton hanya menebak-nebak akhir dari cerita film tersebut. Jika film tersebut temanya perang kita menebak “pasti jagoannya tiba di akhir cerita”. Kadang tebakan penonton ada yang tepat, bahkan meleset. Bukan kisah perang saja, kisah duka pun menyelimuti isi film, dimana pemain tersebut harus mengeluarkan air mata, menampakan wajah sedihnya, begitu sebaliknya jika film itu berkisah riang dimana pemain tersebut harus berwajah garang eh girang hehe :D .
Hidup ini bagai film documenter, dimana rangkaian cerita ini, semua kita sendiri yang berperan utama, di mulai dari sutradaranya, skenarionya dll. Kalau di film kita semua akan tahu dari akhir kisah cerita film itu, tapi kalau di kehidupan nyata kita gak tahu dari akhir kisah hidup kita, ya hanya kematian dari akhir segalanya. Hidup ini memang pilihan, salah peran saja sudah buat kita sendiri bisa terjerat dan terpuruk.
Kita pasti punya rangkaian untuk rencana kedepannya, kadang untuk mencapai itu banyak rintangan/masalah yang harus di lewati karena hidup itu penuh tantangan. Kadang tantangan itu kita tidak tahu harus berbuat apa, sedangkan kalau di film semua sudah diatur, kita hanya menjalani skenario saja. Rintangan/masalah di dalam kehidupan itu tidak pernah lepas, asal jangan menyelesaikan masalah dengan masalah yang ada malah tambah stress.
Yakinlah setiap masalah pasti ada solusinya… Allah Maha mengetahui kemampuan setiap hambanya.
Menentukan pilihan hidup memang bukan perkara mudah, apalagi jika resiko didalamnya diperkirakan sama-sama memiliki imbas yang cukup besar yang tidak hanya pada diri sendiri tapi juga pada orang disekitarnya. Semua yang kita jalani di kehidupan ini pasti di penuhi rasa emosional dan nafsu, bahkan nekat pun tak luput untuk melawan rintangan tersebut (asal jangan Power of Nekat).
Maka pilihan hidup yang baik tentu tidak hanya semata agar menjadi manusia yang sukses, tapi juga bagaimana menjadi manusia yang bernilai.
Saya tidak maksud mengajari atau menggurui, karena saya sendiri sedang berusaha menjadi yang terbaik, sehingga tidak terjerat dan terpuruk lagi.
Thanks.
by June SayTM

Tidak ada komentar:
Posting Komentar